PARALAYANG GUNUNG BANYAK,
BATU ~ MALANG
“Aku ingin menghirup berupa rupa pengalaman lalu terjun,
Aku ingin melebur terbakar matahari,limbung dihantam
angin dan menciut dicengkram dingin.Aku ingin kehidupan yang menggetarkan penuh
dengan penaklukkan!
Dan aku ingin menaklukkan rasa takutku saat terkatung
katung diudara dengan terbang bersama paralayang.Perjalanan seru menuju Gunung
Banyak,Batu selalu membuatku tersenyum sendiri saat mengingatnya.Selama di
Malang,aku menginap dikosan adik sepupuku Marina Lamablawa.Ke Batu,serombongan
kami 6 orang,2 motor sewaan dengan guidenya Amnda Nana Gawi yang dia sendiri
bahkan belum pernah ke Gunung Banyak.Ketika kulontarkan pertanyaan terkait
Paralayang,dimana lokasinya,sebaiknya diwaktu kapan tepatnya,dengan sigap tanpa
pikir panjang Amnada menyahut bahwa biasanya Paralayang terbang sore bahkan
hingga malam.Meskipun ga masuk diakal,masa iya paralayang terbang malam2,tapi
kuiyakan saja dan berangkatlah kami ke Batu.
Lucu,kocak,kesal campur aduk,motornya Nana Manda yang sebentar
sebentar mogok,sepanjang jalan mengandalkan GPS Advanced kesayanganku yang
baterainya dah sekarat juga.Karena ternyata tak ada satupun dari mereka yang
tau kemana arah kami menuju,meski demikian si culun Nana Manda tetap full
senyum dan asyik asyik saja.hehehehhe
Bermodalkan GHPS Samsungku dan GPS ramah sepanjang
jalan,sampai juga kami di puncak bukit.Disini terdapat 1 musholah kecil,1 pos
penjagaan dan sederet warung kopi bagi para pengunjung yang menghabiskan malam
malam weekendnya disini.Dan Pemirsa,timingnya ga tepat!Resikonya?Suka ga suka
mau ga mau,semuanya nginap di musholah biar pagi2 Subuh aku bisa terbang.
Udara sangat dingin,kelaparan iya,karena perut2 Flores
mana cukup hanya dengan indomie telur...! Kerlapkerlip lampu malam kota Batu
terlihat indah dari bukit,
diseberang ada bukit tinggi menjulang yang kata orang2 Putri Tidur namanya karena bukitnya menyerupai seorang yang sedang tergolek indah saat tertidur.
diseberang ada bukit tinggi menjulang yang kata orang2 Putri Tidur namanya karena bukitnya menyerupai seorang yang sedang tergolek indah saat tertidur.
Jujur seh,semalaman deg degan diriku,sempat diusik Ama
Doni juga Ebu kalau mereka juga cemas,karena bukit yang jadi arena landasan
sangat sempit dan curam,
benar benar menantang!
benar benar menantang!
Tapi tekadku sudha bulat,meskipun takut juga seh
sebenarnya.
Subuhpun tiba,Abang yang ditunggu tunggu datang juga,aku
tak terbang sendiri,untuk Paralayang mesti ada pemandu terbangnya.
Abangnya dengan sigap menyipakan parasut,memasang
alat2nya,aku memastikan kamera adikku ready disetiap moment saat aku lepas
landas.NGERIIIIIII euiiiiii,anginnya kencang,awalnya seh gemetaran juga,tapi
Abangnya begitu cooL,aku malah disuruh teriak teriak jika ingin teriak!Bebass,jangan
sungkan katanya!Selepas 5 menit,aku mulai merasa nyaman dengan
peganganku,diterpa angin kencang,oleng sana sini,dan aku mulai menikmati
iramanya.KERENNNNNN!Berasa lepas semua ketakutanku.Fajar menyingsing perlahan
dari balik Semeru,pagiku SEMPURNA diudara.
Melayang.
Bebas berteriak.
Puas menikmati pemandangan kota Batu dari udara.Mendarat
dengan indah dilandasan yang sudah disiapkan,motor trail menanti di area
landasan untuk mengantarku kembali ke puncak bukit.
Benar benar pengalaman yang berbeda,aku suka
tantangan.Sesampai dibukit,adik adikku lega,ternyata selama aku terbang
melayang,mereka pucat pasi menantiku,hehhehehe
Tak menunggu lama,kami kembali pulang menuju rumah bapa
Besarku di Batu,niatnya seh nyekar dikuburannya.O iya,kaka aayhuku berugas di
kepolisian Batu tapi sudah almarhum.Kerumahnya kami menuju,temu kangen dengan
Mama Besar,
sarapan dan berbagi cerita akan banyak hal,2 jam kemudian kami kembali ke Malang.
sarapan dan berbagi cerita akan banyak hal,2 jam kemudian kami kembali ke Malang.
Malam harinya berkeliling kota,mencari buku buku
bekas,menacari ole2 murah di alun alun.Besoknya kembali ke Surabaya.
Adikku Ebu,Amma Doni,dan Amro itam melanjutkan
perjalannnya ke Jogja,kami berpisah di terminal Bungorasih.aku dijemput
brejunku Alm.Umar,untuk selanjutnya pulang ke Kupang keesokan paginya.Ini
kebersamaan terakhirku bersama Ka Umar.Dia yang selalu ada untukku juga untuk
siapapun yang membutuhkannya saat tiba di Surabaya.Dia yang selalu
kurepotkan.Dia yang selalu meinginkan anggukanku untuk setiap hati yang ia
dekati.Breunek snar’en,Dia yang selalu menguatkanku saat semua orang tak ada
dipihakku.Kesedrhaannya selalu kuingat.Tak usah berlebihan dalam
hidup,seperlunya saja menyikapi,jika ada yang bisa kita laukan untuk orang
lain,lakukanlah.Hidup sudah diatur Allah,Lewo Tanah selalu
menuntun,katanya..Bahagia di surga Breun....
NB : Sewa Motor 2
unit : @/hari Rp.35.000
Bensin Full 3
motor
Tiket Paralayang
: Rp. 350.000,-
#@ndRomeda#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar