Sabtu, 29 Oktober 2016

NIANG TODO Hunian bagi kasta tertinggi yg jadi cikal bakal kehidupan masyarakat di bumi Manggarai



NIANG TODO

Hunian bagi kasta tertinggi yg jadi cikal bakal kehidupan masyarakat di bumi Manggarai
Bahwa kampung adat tak hanya tentang WAE REBO, Negeri diatas awan itu pantas juga untuk Kampung Adat TODO.
Meski demikian,yang paling penting dari perjalananku ke Todo adalah karena cerita sejarah yang mengagumkan yang hingga kini masih dijaga dengan sangat baik oleh pewaris pewaris juru kunci Niang Todo.
MBARU GENDANG,
Adalah gendang mungil yang terbuat dari kulit manusia seorang perempuan nan cantik.

Alkisah, dahulu kala perempuan ini diperebutkan para raja untuk diperisitri.
Bahwa siapapun yang bisa mempersunting perempuan ini dia akan dinobatkan jadi Raja dari para Raja di bumi Manggarai.
Karena ia menolak untuk dipersunting,ia dibunuh oleh Raja dari Todo,kulitnya dijadikan pelapis Mbaru gendang,
Rambut dan anggota tubuh lainnya disimpan di kampung adat di tengah kota Ruteng.
That’s why i choose to be going here,not WAE REBO!
Berharap kelak NIANG TODO bisa sepopuler WAE REBO dan memberi kontribusi baru bagi ekonomi masyarakat di kampung TODO.
Dari sini saya jad tau kenapa WAE REBO lebih populer karena ia diakui di UNESCO,pelopor terbentuknya WAE REBO pun adalah pewaris utama dari NIANG TODO.
Dengan alasan adat budaya yang tak bisa dijelaskan dia meilih berpindah ke Wae Rebo dan mempopulerkan Wae REBO.
Terlepas dari itu,saya patut berbangga mendengar langsung kisah besar ini dari pintu Niang TODO.

Diantar Bapa TITUS JEWADUT,Juru kunci Niang TODO,kami berkeliling di luas lahan tak seberapa yg juga mengkrucut susunan batunya membentuk rumah adat Manggarai,ditengah lahan terdapat kuburan Raja tertua TODO,batu2 megalitikum yang masih tersisa,yang nerfungsi saat ada seremonial adat.
Di Niang TODO hanya ada 3 Niang,MBARU Gendang ada di Niang Utama yang didalamnya ada peninggalan2 zaman purbakala,keris,gong, gendang, ukiran2 pada kuda kuda atap Niang yang masing2 ruas berbeda sesuai dengan maknanya masing2.
Ada dapur ditengah Niang,hunian ini bisa ditempati 7 keluarga,tikar tikar terbentang seperti lesehan,dan menariknya ruas ruas bambu/kayu penyanggah Niang sama seperti pembagian petak petak sawah pada Sawah Lingko CANCAR!!!
PERFECT!!
 Perasaanku campur aduk,seperti perjalanan perjalanan sebelumnya,karena diriku terbiasa jalan tak asal jalan,saya suka menggali cerita adat budaya dan asal muasal kehidupan disuatu wilayah baru yang kunjungi,






Yang selalu kuingat adalah kata2 Ayahku!
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,besar kuda dikandangnya,besar semut diliangnya.
Hormati warisan adat dimanapun kau berada,karena itu pelindung terbaik untuk membentengi diri dari hal hal buruk.
Bisa melihat langsung MBARU GENDANG ini luar biasa rasanya,.
Terimakasih KA Gerri,KA Ricky,.
Saru TOWE Todo berwarna MERAH gagah berani ku bawa pulang,
O iya,jangancemas jika tak bawa uang cash,didesa ini terdapat ATM BRI,
Da Bapa juru kuncinya tak keberatan jika transaksi by mobile banking.
Sebagai informasi,tiket masuk Todo @Rp.25.000-
Jika ingin masuk ke rumah adat dan melihat langsung MBARU GENDANG Rp.75.000
Total per orang RP.100.000,-

Nilai sejarah yang ada disini tak sebanding dengan selembar 100.000,.
Penghargaan tertinggiku untuk mereka yang berjuang melestarikan adat budaya peninggalan leluhur.

INDONESIA KAYA!
Beta bangga BETA NTT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar