NIANG TODO
Hunian bagi kasta
tertinggi yg jadi cikal bakal kehidupan masyarakat di bumi Manggarai
Bahwa kampung
adat tak hanya tentang WAE REBO, Negeri diatas awan itu pantas juga untuk
Kampung Adat TODO.
Meski
demikian,yang paling penting dari perjalananku ke Todo adalah karena cerita
sejarah yang mengagumkan yang hingga kini masih dijaga dengan sangat baik oleh
pewaris pewaris juru kunci Niang Todo.
MBARU GENDANG,
Adalah gendang
mungil yang terbuat dari kulit manusia seorang perempuan nan cantik.
Alkisah, dahulu
kala perempuan ini diperebutkan para raja untuk diperisitri.
Bahwa siapapun
yang bisa mempersunting perempuan ini dia akan dinobatkan jadi Raja dari para
Raja di bumi Manggarai.
Karena ia menolak
untuk dipersunting,ia dibunuh oleh Raja dari Todo,kulitnya dijadikan pelapis
Mbaru gendang,
Rambut dan
anggota tubuh lainnya disimpan di kampung adat di tengah kota Ruteng.
That’s why i
choose to be going here,not WAE REBO!
Berharap kelak
NIANG TODO bisa sepopuler WAE REBO dan memberi kontribusi baru bagi ekonomi
masyarakat di kampung TODO.
Dari sini saya
jad tau kenapa WAE REBO lebih populer karena ia diakui di UNESCO,pelopor
terbentuknya WAE REBO pun adalah pewaris utama dari NIANG TODO.
Dengan alasan
adat budaya yang tak bisa dijelaskan dia meilih berpindah ke Wae Rebo dan
mempopulerkan Wae REBO.
Terlepas dari
itu,saya patut berbangga mendengar langsung kisah besar ini dari pintu Niang
TODO.
Diantar Bapa
TITUS JEWADUT,Juru kunci Niang TODO,kami berkeliling di luas lahan tak seberapa
yg juga mengkrucut susunan batunya membentuk rumah adat Manggarai,ditengah
lahan terdapat kuburan Raja tertua TODO,batu2 megalitikum yang masih
tersisa,yang nerfungsi saat ada seremonial adat.
Di Niang TODO
hanya ada 3 Niang,MBARU Gendang ada di Niang Utama yang didalamnya ada
peninggalan2 zaman purbakala,keris,gong, gendang, ukiran2 pada kuda kuda atap
Niang yang masing2 ruas berbeda sesuai dengan maknanya masing2.
Ada dapur
ditengah Niang,hunian ini bisa ditempati 7 keluarga,tikar tikar terbentang
seperti lesehan,dan menariknya ruas ruas bambu/kayu penyanggah Niang sama
seperti pembagian petak petak sawah pada Sawah Lingko CANCAR!!!
Perasaanku campur
aduk,seperti perjalanan perjalanan sebelumnya,karena diriku terbiasa jalan tak
asal jalan,saya suka menggali cerita adat budaya dan asal muasal kehidupan
disuatu wilayah baru yang kunjungi,
Yang selalu
kuingat adalah kata2 Ayahku!
Dimana bumi
dipijak disitu langit dijunjung,besar kuda dikandangnya,besar semut
diliangnya.
Hormati warisan
adat dimanapun kau berada,karena itu pelindung terbaik untuk membentengi diri
dari hal hal buruk.
Bisa melihat
langsung MBARU GENDANG ini luar biasa rasanya,.
Terimakasih KA
Gerri,KA Ricky,.
Saru TOWE Todo
berwarna MERAH gagah berani ku bawa pulang,
O iya,jangancemas
jika tak bawa uang cash,didesa ini terdapat ATM BRI,
Da Bapa juru
kuncinya tak keberatan jika transaksi by mobile banking.
Sebagai
informasi,tiket masuk Todo @Rp.25.000-
Jika ingin masuk
ke rumah adat dan melihat langsung MBARU GENDANG Rp.75.000
Total per orang
RP.100.000,-
Nilai sejarah
yang ada disini tak sebanding dengan selembar 100.000,.
Penghargaan tertinggiku
untuk mereka yang berjuang melestarikan adat budaya peninggalan leluhur.
INDONESIA KAYA!
Beta bangga BETA
NTT!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar