Saya bingung darimana harus memulai kisah tentang Candi Borobudur,sangking sarat muatan seni n sejarahnya,lambang kedigdayaan umat Budha.Agar tidak salah informasi dan bisa menjadi ilmu yang patut direkam setiap kali membacanya,saya sadur saja dari wikipedia.
Berulang kali k tempat ini,.namun baru kali in terasa istimewa karena datang dengan orang2 yang istimewa pula.Karena zaman sudah berubah,dokumentasi menjadi lebih keren,hihihihi
"Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung
ada di Eropa, Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa.
Bangunan yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah
serta terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh peziarah pada
pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha yang ingin
mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet,
dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur
dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan
mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai
ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.
Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama
yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta
Gandawyuda. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan
ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa
pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut
yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada.
Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang
digunakan untuk mengarungi
The Cinnamon Route dari Jawa hingga
benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal
Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.
Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi,
pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang
dikenal dengan istilah
pradaksina. Masuk melalui pintu timur,
berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan,
hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat
berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat
terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk.
Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan
terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing,
Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi.
Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang
membentengi keberadaan Candi Borobudur.
Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei
824, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8
hingga abad ke-9, berbarengan dengan
Candi Mendut dan
Candi Pawon.
Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan
arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih
lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem
interlock dalam
pembangunan candi. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang
berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo
dipahat dan dirangkai menjadi
puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.
Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya
agung yang menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat
dengan nilai filosofis. Mengusung konsep
mandala yang
melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha, bangunan megah
ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu
(Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk
(Arupadhatu). Jika dilihat dari ketinggian, Candi Borobudur laksana
ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di
tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan
stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa
Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur
menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai."(wikipedia)