Saya menuju ke arah utara tepatnya ke Rantepao. Sesaat saya turun dari motor,
seorang pria langsung menghampiri saya menawarkan jasa untuk mengantar dan
menyewakan lampu petromak. Awalnya saya ragu apakah saya cukup berani masuk ke
dalam gua yang di dalamnya banyak tumpukan peti jenazah. Namun pada akhirnya
saya memberanikan diri untuk masuk dan menyewa jasa pemandu serta lampu
petromak dengan harga Rp.30.000,-Untuk mencapai area pemakaman, saya harus berjalan melalui tanah luas
hijau yang dikelilingi bukit, tipikal pemandangan di Toraja.
Pemakaman
di Londa berupa tebing yang di bawahnya ada dua gua. Di luar gua sudah tampak
banyak peti jenazah yang sudah tua yang disusun di tebing dengan penyangga
rangka kayu. Di sana juga terdapat sederet tau-tau. Bahkan ada peti jenazah yang
terletak di atas batu setinggi pinggang.
Dengan
meningkatkan keberanian sampai titik tertinggi, akhirnya saya melangkah masuk
ke dalam gua didampingi oleh pemandu yang memegangi lampu petromak dan juga Ka Otto, o iya Ka Otto itu teman di Pengadilan Negeri Makale yang ditugaskan YM Bapa W Duka untuk mengantar saya berkeli2ng Toraja hari ini. Banyak peti
jenazah yang diletakkan di atas batu di dalam gua.
Saya juga melihat peti jenazah yang di dekatnya terdapat tumpukan pakaian.
Menurut sang pemandu, semua barang milik jenazah juga dibawa ke makam. Saya
juga melihat dua tengkorak yang menurut pemandu itu adalah
tengkorak sepasang kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar