Aku berhenti memencet tombol tunda,....Akku ingin berhenti menyumbat denyut alami hidup dan membiarkannya bergulir tanpa beban,...
Dan aku tau,..itulah yanng tak bisa kau berikan kini,..hingga akhirnya,......
Kamu yang tak pernah menympan gambar rupaku,pasti tak tau apa rasanya menatap lekat - lekat satu sosok,..membayangkan rasa sentuh dari helai rambut yang polos tanpa busa pengeras,..
Rasa hangat uap tubuh yang akku hafal betul temperaturnya,..
dan aku hany bisa berbagi kesedihan itu,ketidak relaan itu dengan malam yang pasrah digusur pagi,dengan detik jam dinding yanng yang tlah gagu karena habis daya,...
Sampai pada halaman kedua suratku,aku yakin kau paham atau setidaknya setengah memahami,betapa sulitnya perpisahan yang dilakukan sendirian,..
Tidak ada sepasanng mata lain yang meyakinkanku bahwa ini memang sudah usai,..
Tidak ada kata,..peluk,..atau langkah kaki beranjak pergi,yang mampu menjadi penanda daramatis bahwa sebuah akhir telah diputuskan bersama,...
Atau sebaliknya tidak ada sergahan yang membuatku berubah pikiran,tidak ada kata "jangan" yang mungkin apabila diucapkan dengan cepat akan membuatku berhambur kembali ke pelukmu dan tak mau pergi lagi,..
Akupun tersadar iutlah perpisahan paling sepi yang pernah aku alami...
Ketika surat ini tiba di titiknya yang terakhir,masih akan ada sejumput aku yang bertengger dari perbatasan usai dan tak usai,...Bagian dari dirikku yanng merasa paling bertanggung jawab atas semua yang sudah kita bayarkan demi mengalami perjalanan hati itu,..
Diriku yang keras kepala,memilih utnuk tidak ikut bersama yang lain,menetap untuk menemani sejarah,..
Dan karena waktu semakin larut,tenagakupun sudah menyurut,..
Mungkin suatu saat,apabila sekelumit diriku mulai kespeian dan bosan,akku hanya bisa berteriak ingin pulang,..
Aku yang merasakan apa yang kau rasakan
Yang mendamba untuk mengalami,..
aku yang telah menuliskan pesan - pesanku kepadamu,..
Surat - suratku yang tak pernah sampai,....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar