Malam memuram,...................
Diammu menginfeksi udara dan membuat dunia sungkan bersuara,........
Dunia 4 x 6 meter tempat kita duduk berdua,...
Lenganku kutarik menjauh untuk merengkuh diriku sendiri,...
Ku ingin kau mengerti,..Duka membuatku demam,..dibuka kedinginan tapi dibungkus dua pasang lengan buatku keringatan,...Bukan berarti aku tak butuh kamu,..dulu sekali kuperingatkan padamu,..
Dan kutau kau mengerti,..Kesedihan selalu membawaku pulang ke rahim ibuku tempat aku meringkuk nyaman,..meski ada dunia disekelilingku,..ada kau dismpingku,tapi aku lebih ingin sendiri,...
Diamku memapahku ke ujung pertahanan,..dan akhirnya ku tersedak oleh hampa,..
Tak satupun boleh menodai diamku,.tidak juga kau,..
Kutelan napas,..kembali kuhela,...
Sulit dipercaya,...
Dalam diamku aku mendengar banyak suara,...Diamku berkata - kata,..
Tangisan yang tak terlihat merobek ruang waktu dan menghampiriku dengan caranya sendiri,..
Mari,..kususutkan air mata,..
Untuk apa bertahan dalam kebutaan sejati,...
Mereka memilih menjadi tuna netra padahal mata mereka sehat,..
Dan kesedihan dipelihara seperti orang mengobati luka dengan cuka bukan dengan obat merah,.....
Mari kita hembuskan napas,..
Agar tak lagi pengap,....
Tak ada yang bergerak,...
Namun diam itu telah runtuh oleh diam,..........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar