AYAH AKU DISINI,..................................... (26-09-2011)
by Erniwati Puhugelong Lamanepa on Friday, October 14, 2011 at 12:59pm ·
AYAH AKU DISINI,.....................................
“Epifani harianku” membuatku sadar betapa banyak yang sudah kumiliki,....
Betapa banyak yang sudah kulewati,..dan betapa masih banyak hal yang harus disyukuri,...............
Bagaimana menjadi bahagia bila harus merana...............................?
Hari ini matahari bersinar lagi,..akan ku buat diriku merasa bahagia untuk menikmatinya apapun yang akan ku hadapi hari ini,....
Coretan kecilku terinspirasi dari buku yang luar biasa,..Andrea Hirata dalam “Sebelas Patriot” yang dipinjamkan soulmate kantorku,..hehehehehheh Prisca S Tahik,..dengan buku buku – bagusnya,...mengingatkan ku akan Jogjakarta dngan sekian buku bekas yang slalu menemani senjaku,...
Tapi,..semuanya tak mampu mengalahkan rasa rinduku pada ayah bundaku,..
Andrea Hirata mengantarku pulang pada dusun sunyi nan sederhana tempat ayah bundaku bernaung,.......
Andrea Hirata yang slalu mengingatkan setiap hati untuk tak lupa akan kesederhanaan darimana dia berasal,....
Dan karena buku ini,..kusempatkan merangkai makna kata demi kata untuk seorang ayahku,.
Ayah ibuku,..ayahku,..katanya,.tak perlu menuntut apapun dari siapapun,tak perlu membuktikan apapun kepada siapapun,..selain kasih untuk segenap keluarga,.....
Orang seperti ayah ibuku bukanlah orang yang hidup dengan sebuah kemewahan harapan yang sering disebut cita – cita,namun aku yakin jika mereka pernah bercita – cita, pastinya ingin menjadi seperti kebanyakan orang hebat sekarang ini,....
Kata orang bijak “ Ketika aku masih muda dan bebas bermimpi,aku bermimpi untuk mengubah dunia,seiring bertambahnya usia dan kearifanku,kudapati dunia tak kunjung berubah,maka ku persempit cita – cita ku.Lalu ku putuskan hanya untuk mengubah negeriku,namun tampaknya hasrat itupun tiada hasil,.tatkala usia senja dengan semangat yang tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku,sayangnya merekapun tak berubah,...
Baru kusadari,andaikan yang pertama diubah adalah diriku,jika aku jadi teladan mungkin bisa mngubah keluargaku,dan berkat inspirasi dan dorongan mereka,aku bisa memperbaiki negeriku bahkan siapa tau aku bisa merubah dunia”.
Sekian kata terurai,...langit senja menjadi jingga,awan tenang seperti memasang telinga,..
tak banyak yang bisa kupersembahkan,namun akan kulakukan semua sebisaku,...
Mungkin hingga tak ada lagi yang tersisa dariku,......
Jangan risau “Ema”...jangan risau,ayah....
Aku,..anakmu,..akan menggantikanmu,..mewujudkan mimpimu yang tertunda bersama patriot – patriotku yang juga sedang berjuang dengan karya mereka,..
Cara Ibuku memnadangku mengisyaratkan bahwa aku telah perlahan melanjutkan sesuatu yang tak dapat dilanjutkannya dulu,....
Perasaan itu berarti lebih dari segala – galanya bagiku,...
Aku menjadi sangat sedih ketika tak bisa ada di saat mereka inginkan,...
Yaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh,..itulah semua pangkal tolak sedihku,...
Rupanya, secara tak sadar aku telah mendidik diriku untuk mengukur bahagiaku dengan berusaha memenuhi harapan mereka,......
Dan,..di penghujungnya,..kukatakan betapapun rumitnya hari,..kita masih tetap punya harapan!
As long as,there is a life there is a hope,....
Terimakasih,Andrea Hirata,..
Terimaksih Silvi untuk bukunya,..
Terimakasih untuk ayah bundaku,n patriot – patriotku,..
“Epifani harianku” membuatku sadar betapa banyak yang sudah kumiliki,....
Betapa banyak yang sudah kulewati,..dan betapa masih banyak hal yang harus disyukuri,...............
Bagaimana menjadi bahagia bila harus merana...............................?
Hari ini matahari bersinar lagi,..akan ku buat diriku merasa bahagia untuk menikmatinya apapun yang akan ku hadapi hari ini,....
Coretan kecilku terinspirasi dari buku yang luar biasa,..Andrea Hirata dalam “Sebelas Patriot” yang dipinjamkan soulmate kantorku,..hehehehehheh Prisca S Tahik,..dengan buku buku – bagusnya,...mengingatkan ku akan Jogjakarta dngan sekian buku bekas yang slalu menemani senjaku,...
Tapi,..semuanya tak mampu mengalahkan rasa rinduku pada ayah bundaku,..
Andrea Hirata mengantarku pulang pada dusun sunyi nan sederhana tempat ayah bundaku bernaung,.......
Andrea Hirata yang slalu mengingatkan setiap hati untuk tak lupa akan kesederhanaan darimana dia berasal,....
Dan karena buku ini,..kusempatkan merangkai makna kata demi kata untuk seorang ayahku,.
Ayah ibuku,..ayahku,..katanya,.tak perlu menuntut apapun dari siapapun,tak perlu membuktikan apapun kepada siapapun,..selain kasih untuk segenap keluarga,.....
Orang seperti ayah ibuku bukanlah orang yang hidup dengan sebuah kemewahan harapan yang sering disebut cita – cita,namun aku yakin jika mereka pernah bercita – cita, pastinya ingin menjadi seperti kebanyakan orang hebat sekarang ini,....
Kata orang bijak “ Ketika aku masih muda dan bebas bermimpi,aku bermimpi untuk mengubah dunia,seiring bertambahnya usia dan kearifanku,kudapati dunia tak kunjung berubah,maka ku persempit cita – cita ku.Lalu ku putuskan hanya untuk mengubah negeriku,namun tampaknya hasrat itupun tiada hasil,.tatkala usia senja dengan semangat yang tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku,sayangnya merekapun tak berubah,...
Baru kusadari,andaikan yang pertama diubah adalah diriku,jika aku jadi teladan mungkin bisa mngubah keluargaku,dan berkat inspirasi dan dorongan mereka,aku bisa memperbaiki negeriku bahkan siapa tau aku bisa merubah dunia”.
Sekian kata terurai,...langit senja menjadi jingga,awan tenang seperti memasang telinga,..
tak banyak yang bisa kupersembahkan,namun akan kulakukan semua sebisaku,...
Mungkin hingga tak ada lagi yang tersisa dariku,......
Jangan risau “Ema”...jangan risau,ayah....
Aku,..anakmu,..akan menggantikanmu,..mewujudkan mimpimu yang tertunda bersama patriot – patriotku yang juga sedang berjuang dengan karya mereka,..
Cara Ibuku memnadangku mengisyaratkan bahwa aku telah perlahan melanjutkan sesuatu yang tak dapat dilanjutkannya dulu,....
Perasaan itu berarti lebih dari segala – galanya bagiku,...
Aku menjadi sangat sedih ketika tak bisa ada di saat mereka inginkan,...
Yaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh,..itulah semua pangkal tolak sedihku,...
Rupanya, secara tak sadar aku telah mendidik diriku untuk mengukur bahagiaku dengan berusaha memenuhi harapan mereka,......
Dan,..di penghujungnya,..kukatakan betapapun rumitnya hari,..kita masih tetap punya harapan!
As long as,there is a life there is a hope,....
Terimakasih,Andrea Hirata,..
Terimaksih Silvi untuk bukunya,..
Terimakasih untuk ayah bundaku,n patriot – patriotku,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar